Perbedaan Mendasar Antara Godaan Setan dan Godaan Nafsu

Perbedaan Mendasar Antara Godaan Setan dan Godaan Nafsu
santri.xyz - Seperti kita ketahui bersama, manusia memiliki dua pihak yg akan saling berseteru sampai waktu matinya. Baik dan buruk. Keduanya saling berebut mendominasi perbuatan manusia. Akal pikiran yg menentukan pilihannya.

Pihak buruk memiliki dua komisioner tetap yakni Setan dan Nafsu. Setan adalah representasi Iblis yg berniat menyeret sebanyak mungkin anak keturunan Adam menemaninya di neraka.

Nafsu adalah bagian inheren dari penciptaan manusia yakni menyukai dunia dan isinya. Nafsu menjadi berbahaya apabila berkembang dari suka menjadi cinta kepada dunia. Cinta dunia adalah babon semua kesalahan.

Kedua pihak ini terkadang saling dorong mendorong pada perbuatan buruk. Terkadang saling berlomba menguasai perbuatan buruk manusia. Terkadang bekerjasama, berkolaborasi, berkoordinasi mencapai keburukan.

Bisikan keduanya bisa diidentifikasi secara mudah. Iblis adalah mahluk berpengalaman sehingga bisikan godaannya seringkali terstruktur, sistematis dan massif (TSM). Secara Sederhana bisa dikatakan godaan setan/iblis selalu berubah di setiap waktu. Gagal satu tumbuh seribu.

Hoax gagal, ganti mengumbar aib. Mengumbar aib gagal, ganti marah-marah. Marah-marah gagal, ganti mengadu domba. Seterusnya dan seterusnya.

Baca Juga : Keutamaan Orang Berqurban Serta Ketentuan dan Hukumnya

Nafsu bisikannya konsisten dan terus menerus. Seringkali bisikan nafsu digambarkan seperti anak kecil yang meminta balon. Ia akan terus menerus merengek-rengek fokus pada satu permintaannya.

Rengekannya mulai halus, kasar sampai level tantrum yang sukar diredakan. Kadang-kadang tantrumnya membuat anak-anak lupa diri. Mempermalukan diri. Melakukan perusakan terhadap milik sendiri atau orang lain.

Nah, bulan Ramadlan setan-setan dirantai. Mereka tidak akan menggoda manusia. Mereka dikekang oleh Kekuasaan Gusti Allah. Nafsu tidak.

Ramadlan yg hampir berlalu mempertunjukkan kepada kita bahwa perbuatan-perbuatan buruk di bulan ini lepas dari bisikan setan. Ia adalah hasil rengekan nafsu.

Jadi drama apapun dan dimanapun yg di bulan suci ini anda saksikan berujung kepada keburukan, yakinlah bahwa nafsulah biang keladinya.

Nafsu minum berujung haus. Haus kekuasaan, haus kekayaan, haus pujian dan kehausan-kehausan lain. Nafsu makan berujung lapar. Lapar mata, lapar milik orang lain dan kelaparan lain.

Benarlah jika nafsu ini musti diredakan dengan air putih di ujung hari sewaktu buka puasa. Sebab api tidak bisa dilawan api, ia butuh air untuk reda. Ia diredakan dengan pemberian zakat fitrah karena kelaparan hilang dengan makan. Zakat fitrah dengan demikian hanya sah jika diberikan dalam bentuk bahan makanan.

KH. Adib Bisri Hattani
Leteh

Dakwah dan Amar Makruf Nahi Munkar

Dakwah dan Amar Makruf Nahi Munkar
Santri Nusantara - Dakwah dan amar makruf termasuk istilah yang sangat populer. Tampaknya selama ini umum menganggap kedua istilah itu sama.

Padahal, minimal dari segi pengertian bahasa, keduanya berbeda. Kata amar yang berasal dari bahasa arab sama artinya dengan perintah. Perintah adalah perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu. Baik dalam kata amar maupun padanannya (perintah) sebagaimana lawannya nahi (anil) munkar kita merasakan adanya nuansa paksaan atau keharusan. Berbada dengan ajakan yang hanya berarti undangan; anjuran; atau permintaan supaya berbuat.

Sementara dakwah mempunyai arti ajakan, lebih menyiratkan kelembutan. Sering kali bahkan bernuansa "merayu" seperti yang sering diperlihatkan suami terhadap istri yang dicintai atau sebaliknya. Perilaku orang yang mengajak tentu berbeda dengan orang yang memerintahkan. Tapi banyak juga yang mengacaukan antara ajakan dan perintah sebagaimana yang sering dilakukan oleh kebanyakan calo terminal.

Di terminal, kita banyak menjumpai calo-calo yang menawarkan "busnya" kepada calon-calon penumpang. Umumnya dengan meyampaikan kelebihan dan keistimewaan bus yang ditawarkannya. Tapi ada saja calo yang begitu bersemangat, sehingga kesannya bukan mengajak, tapi memaksa.

Di dalam Al Quran sendiri kedua istilah itu sering digunakan. Kita pisahkan dulu istilah da'wah yang digunakan dengan pengertian doa dan menyeru yang juga banyak digunakan dalam Al Quran. Karena kita hanya sedang membicarakan da'wah atau dalam bahasa Indonesia: dakwah yang berarti ajakan dan sering disamakan dengan amar-makruf nahi-mungkar.

Ayat sering disebut-sebut sebagai dalilnya dakwah ialah ayat 125 surah 16. An-Nahl,

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Ud'u ilaa sabiili Rabbika bilhikmati walmau'izhatil hasanati wajaadilhum billatii hiya ahsan. Inna Rabbaka Huwa a'lamu biman dhalla 'an sabiilihi, waHuwa a'lamu bilmuhtadiin.
Artinya:
Ajaklah ke jalan Tuhanmu dengan himah dan nasihat yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik. Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui mereka yang mendapat petunjuk.
Dalam kalimat "Ajaklah ke jalan Tuhanmu....", tidak disebutkan obyeknya. Siapa yang harus diajak? Maka dalam Al Quran dan terjemahannya, diberi tambahan dalam kurung (manusia) dan dalam beberapa kitab tafsir, diberi penjelasan bahwa yang diajak adalah mereka yang menjadi sasaran dakwah. Saya sendiri berpendapat bahwa kalimat ini memang tidak membutuhkan obyek. Karena rangkaian kalimatnya sudah menunjukkan siapa yang harus diajak. Dari firman "Ajaklah ke jalan Tuhanmu", sudah jelas saiapa yang mesti diajak; yaitu mereka yang belum berada di jalan Tuhan.

Karena mengajak mereka yang belum di jalan Tuhan, maka wallahu a'lam  diperlukan cara yang sesuai dengan yang namanya ajakan; dengan hikmah dan mau'izhah hasanah. Apabila mesti berbantah, hendaklah dengan cara yang paling baik. (Maka kecenderungan melibas mereka yang belum/tidak di jalan Tuhan, sama halnya dengan menghendaki tidak difungsikannya ayat dakwah ini). Bahkan untuk mendakwahi Fira'un pun, Allah SWT berfirman kepada kedua utusanNya, Nabi Musa dan Nabi Harus, "Faquulaa lahu qaulan layyinan..." (Q. 20:44) "Dan berbicaralah kalian berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut..."

Kiranya dengan cara yang diajarkan Tuhannya inilah, Nabi Muhammad SAW sukses dalam dakwahnya. Dan untuk konteks Indonesia, cara ini pulalah kiranya yang menyebabkan dakwah para Walisongo berhasil.

Lalu bagaimana dengan amar-ma'ruf nahi 'anil-munkar yang bernuansa kebih 'keras'? Amar ma'ruf nahi 'anil-munkar (seharusnya) merupakan ciri komunitas orang-orang mukmin yang tentu saja sudah berada di jalan Allah SWT. (Baca misalnya, Q. 3: 110, 114; 9: 71). Dalam bahasa Al Quran, mereka satu sama lain adalah waliy (dalam bahasa Jawa, saya mengartikan waliy dengan bolo, kebalikan dari musuh).

Di dalam komunitas seperti ini, perintah berbuat ma'ruf dan larangan berbuat kemungkaran merupakan keniscayaan. Sebab mereka semua ada di satu jalan dan menuju satu tujuan. Jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan bersama. Kalau boleh kita urutkan, pertama-tama dakwah; kemudian amar ma'ruf-nahi munkar. Wallahu a'lam.

(KH. A. Mustofa Bisri : Agama Anugerah Agama Manusia)

Doa Terbebas Hutang Lengkap Arab dan Latin

Doa Terbebas Hutang Lengkap
Santri Nusantara - Kita hidup tidak terlepas dari urusan dunia. Salah satunya perihal hutang ketika kita sedang tidak memiliki uang. Berikut ini kami uraikan doa terbebas hutang yang dapat anda amalkan.

Sebenarnya doa ini sangat baik kita amalkan ketika sedang memiliki hutang ataupun tidak. Karena doa ini sangat baik untuk mengingat kebesaran Allah SWT.

Doa Terbebas Hutang

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ أَسْتَغْفِرُ الل
Subhânallâhi wa bi hamdih, subhânallâhil ‘azhîm, astaghfirullâh
Artinya:
Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya. Mahasuci Allah yang Maha Agung. Aku memohon ampun kepada Allah

Keterangan doa diatas dapat dilihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban, 1424 H, halaman 63.

Amalan doa melunasi hutang diatas berdasarkan hadist nabi berikut ini. Waktu itu ada seorang sahabat mengadu kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam karena memiliki hutang. Kemudian nabi berkata “Kenapa tidak amalkan Sayyidul Istighfar?” kata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.

Tatacara mengamalkan doa terbabas hutang tersebut yaitu dibaca antara terbit fajar dan sholat subuh. Amalan tersebut dibaca 100 kali. Ada baiknya juga kita melakukan sholat hajat jika memang sedang terlilit hutan atau urusan dunia lainnya. (Baca: Doa Usai Sholat Hajat Beserta Artinya)

Selain itu perbanyak istighfar dan memohon ampun kepada-Nya. Bisa jadi cobaan yang sedang dialami merupakan balasan atas dosa-dosa yang telah kita perbuat. Semoga kita diberikan kesabaran dan kekuatan dalam menjalani berbagai macam masalah hidup ini.

Sekian informasi tentang doa terbebas hutang lengkap arab dan latin beserta artinya yang bisa anda bagikan ke teman-teman yang lain. Semoga bermanfaat untuk kita semua. Wallahu a’lam bish shawâb.

Doa Qunut Nazilah Arab, Latin Lengkap dan Artinya

doa qunut nazilah
Doa Qunut Nazilah - Sebelum membahas doa qunut nazilah, akan kami bahas sejarah bagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengamalkan qunut nazailah ini pada masa itu. Biasanya qunut nazilah ini dibaca ketika terjadi permasalahan umat seperti peperangan, musibah besar, bencana alam, bencana kemanusiaan dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan umat Islam.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam membaca doa qunut nazilah selama sebulan yang pada waktu itu Rasulullah SAW kehilangan para sahabatnya di Bi’r Mu‘anah. Doa qunut nazilah ini dibaca sebelum sujud pada rokaat terakhir di setiap shalat wajib 5 waktu. Jadi tidak hanya dibaca ketika sholat subuh. Dibaca juga ketika sholat jum'at.

Berikut ini kami paparkan doa qunut nazilah yang telah dicontohkan oleh Ibnu Umar RA dan Sayyidina Umar:

Doa Qunut Nazilah

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ

Doa Qunut Nazilah Latin
Allâhumma innâ nasta‘înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk. Allâhumma iyyâka na‘budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas‘â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq.
Artinya:
Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu. Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari. Kami mengaharapkan rahmat-Mu. Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir

Doa Qunut Nazilah

اللَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Doa Qunut Nazilah Latin
Allâhumma adzzibil kafarata wal musyrikîn, a‘dâ’ad dînilladzîna yashuddûna ‘an sabîlik, wa yukadzzibûna rusulaka wa yuqâtilûna auliyâ’ak. Allâhummaghfir lil mu’minîna wal mu’minât, wal muslimîna wal muslimât, al-ahyâ’i minhum wal amwât, innaka qarîbun mujîbud da‘awât. Allâhumma ashlih dzâta bainihim, wa allif baina qulûbihim, waj‘al fî qulûbihimul îmâna wal hikmah, wa tsabbithum alâ dînika wa rasûlik, wa auzi‘hum an yûfû bi‘ahdikalladzî ‘âhadtahum alaih, wanshurhum ala ‘aduwwihim wa ‘aduwwika ilâhal haq, waj‘alnâ minhum, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin wa alâ âlihi wa shahbihî wa sallam.
Artinya:
Tuhan kami, jatuhkan azab-Mu kepada orang-orang kafir dan musyrik, (mereka) musuh-musuh agama yang berupaya menghalangi orang lain dari jalan-Mu, mereka yang mendustakan rasul-Mu, dan mereka yang memusuhi kekasih-kekasih-Mu. Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman laki-laki dan perempuan, kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup maupun yang sudah wafat. Sungguh, Engkau maha dekat dan pendengar segala munajat. Tuhanku, damaikan pertikaian di antara kaum muslimin, bulatkan hati mereka, masukkan kekuatan iman dan hikmah di qalbu mereka, tetapkan mereka di jalan nabi dan rasul-Mu, ilhami mereka untuk memenuhi perjanjian yang telah Kauikat dengan mereka, bantulah mereka mengatasi musuh mereka dan seteru-Mu. Wahai Tuhan hak, masukkanlah kami ke dalam golongan mereka itu. Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.
Sumber atau riwayat doa qunut nazilah diatas dari Hasyiyatul Baijuri karya Syekh Ibrahim Al-Baijuri, tanpa keterangan tahun, Beirut, Darul Fikr, juz I, halaman 169.

Ketika sholat berjamaah bagi imam membaca qunut nazilah dengan suara keras dan makmum mengamini doa qunut nazailah dengan mengagkat kedua tangan, namun setelag selesai membaca doa qunut tidak perlu mengusap wajah seperti ketika selesai berdoa pada umumnya, dikarenakan jika lebih dari 3 gerakan secara berturut-turut hal tersebut dapat membatalkan sholat.

Sekian bacaan doa qunut nazilah yang dapat kami jelaskan, semoga bermanfaat untuk kita semua. Ikuti update doa-doa keseharian dan informasi tentang Islam lainnya dengan cara klik Like atau suka pada halaman facebook Santri Nusantara.

Doa Setelah Berhubungan Intim Suami Istri Lengkap

Doa Setelah Berhubungan Intim
Doa Setelah Berhubungan Intim - Setelah melakukan berhubungan intim suami istri atau sitilah lainnya jimak, sebaiknya kita bersyukur dan memuji Allah SWT atas kenikmatan yang telah diberi.

Atas dasar rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, setelah berhubungan intim kita dianjurkan untuk berdoa, hal ini telah diterangkan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghuniyah li Thalibi Thariqil Haqqi Azza wa Jalla, juz I, halaman 103.

Berikut ini doa setelah berhubungan intim suami istri yang dapat anda amalkan:

Doa Setelah Berhubungan Intim

بِسْمِ اللهِ الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المَاءِ بَشَرًا فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَصَهْرًا وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا
Bismillah. Alhamdulillâhilladzî khala minal mâ’i basyarâ, faja‘lahû nasaban wa shahrâ, wa kâna rabbuka qadîrâ.
Artinya:
Dengan nama Allah, segala puji bagi-Nya yang telah menciptakan manusia dari air, lalu menjadikannya sebagai keturunan dan kekerabatan. Tuhanmu maha kuasa.
Dalam keterangannya, syekh Abdul Qadir menyarankan bahwa doa setelah berhbungan intim ini cukup dibaca di dalam hati saja, tidak perlu dibaca keras dengan mulut. Hal ini merupakan salah satu adab dalam jimak atau berhubungan suami istri.

Jangan lupa sebelum melakukan hubungan suami istri juga di sunnahkan untuk membaca doa sebelum berhubungan intim. Agama Islam telah mengatur segala hal aktivitas kita sebaiknya diawali dan akhiri dengan berdoa, agar apa yang kita lakukan mendapatkan nilai ibadah dan mendapatkan pahala serta keberkahan.

Sekian informasi tentang doa setelah berhubungan intim suami istri lengkap yang bisa anda hafalkan dan amalkan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua. Wallahu a’lam bish shawâb.